Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab
19
Nov
Seorang pemimpin dinilai bagaimana dia bersikap dan bertindak dalam
kepemimpinannya. Salah satu yang terpenting adalah kemampuan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan, efektifitas
sebuah kebijakan dan bagaimana dampak atas kebijakan tersebut. Sebuah
keputusan lahir dari sebuah proses berpikir. Bermula dari cara pandang
seseorang dalam menilai sesuatu yang kemudian berpengaruh terhadap cara
berpikirnya.
seorang pemimpin selain pola pikirnya dapat memberikan suatu
perubahan, juga dapat memberikan pencerahan yang membawa perubahan,
mengakar hingga lapisan nilai serta pola pikir, dan mengandaikan
implikasi-implikasi pada tataran perilaku sehingga menjadi perilaku yang
bernilai tinggi. Selain itu, seorang pemimpin yang memiliki sebuah
tanggungjawab dan menanggung amanah kepemimpinan yang dipercayai oleh
banyak orang, harus dapat menunjukkan kualitas sebagai pemimpin yang
memiliki komitmen dalam menjalankan kewajiban moral.
Namun bukan berarti semua ini menjadikan pemimpin menjadi bersedih
hati karena begitu berat amanah yang diembannya, karena bukan semua hal
tersebut mustahil untuk didapatkan. Dengan mempelajari kepemimpinan
Rasulullah dan para sahabat dapat dijadikan teladan dan pelajaran bagi
para pemimpin masa kini.
Allah bwrfirman dalam Q.S. Yunus ayat 62
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Oleh karena itu, pembahasan tentang kepemimpinan
Rasulullah dan para sahabat menjadi sangat penting untuk diangkat.
Sehingga pelajaran yang sangat berharga dari para manusia pilihan ini
dapat ditransformasikan dan diimplementasikan dalam kehidupan
kepemimpinan masa kini.
PEMBAHASAN
KEPEMIMPINEN RASULULLAH DAN SAHABAT
- A. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang mamu memperjuangkan
idealismenya dengan kerja keras bak layaknya seorang pemimpin. Pemimpin
yang cerdas bisa dikatakan sebagai kompas bagi orang lain. Ia mampu
bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakan apa yang dipimpinnya menuju keadaan yang
lebih baik. Keberhasilan seseorang pemimpin juga dapat dilihat dari
seberapa jauh ia dapat memperluas pengaruhnya dalam masyarakat. Dalam
masalah ini patutlah kita menengok seorang yang paling berpengaruh di
dunia, yaitu Rasulullah SAW dalam menjalankan kepemimpinannya.
Rasulullah adalah sosok pemimpin ideal yang mempunyai sifat shidiq,
amanah, tabligh fathanah. Keempat sifat ini harus terintegrasikan dalam
jiwa seorang pemimpin, karena mutlak seorang pemimpin mempunyai sifat
ini untuk menjalankan roda kepemimpinanya.
Pertama, Shidiq adalah sikap jujur dalam menjalankan
kepemimpinan sehingga tidak ada rasa tak rela berada di bawah
kepemimpinannya karena ia dianggap tidak menjalankan kepemimpinannya
dengan benar,
Kedua, Amanah yaitu seorang pemimpin harus mampu memenuhi
tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang telah dipercayakan oleh segenap
masyarakat kepadanya.
Ketiga, Tabligh adalah sikap transparan agar masyarakat
mengetahui pula diskursus dalam pemerintahan sehingga dapat saling
mendukung dan saling memberi masukan.
Keempat, Fathonah adalah sikap cerdas bukan hanya cerdas
dalam berfikir, tapi juga cerdas dalam bersosial, bersikap dan
bertindak.
Keempat sifat ini mutlak harus ada pada sosok pemimpin. Selain itu
Rasulullah juga mempunyai 6 prinsip yang ia gunakan untuk berpikir dalam
mengambil keputusan dari kepemimpinannya. Cara berpikir Muhammad saw
yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus terhadap hidup
dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan sebuah
keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak. Enam prinsip
dalam berpikir Rasulullah yaitu:
- Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor luar lainnya. Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar Assidiq, Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah gambaran jelas kemampuan Muhammad saw dalam melihat fungsi. Keempat sahabat tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam era kepemimpinan Muhammad saw, yaitu :
Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad
saw, adalah sahabat utama. Ini bermakna kepercayaan dari orang lain
adalah modal utama seorang pemimpin.
Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam
menegakkan kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan efektif apabila
ditunjang oleh semangat pembelaan terhadap kebenaran dengan penuh
keberanian dan ditunjang kekuatan yang memadai.
Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela
menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw.
Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Sebuah
kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang
baik dan keuangan yang lancar. Dan juga dibutuhkan pengorbanan yang
tulus dari pemimpinnya demi kepentingan orang banyak.
Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas,
penuh ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada
bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi.
Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus
agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh
generasi berikutnya.
- Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan.
Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang
menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu
kambing dan air putih sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah
salah satu contohnya. Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang yang
bekerja keras dan memberikan manfaat terhadap orang banyak dan kebencian
beliau terhadap orang yang menyusahkan dan merugikan orang lain adalah
contoh yang lain.
- Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda.
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah
menyelamatkan seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan
shalat, maka beliau menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan
anak yang sedang menghadapi bahaya.
- Beliau lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.
Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke
Madinah, Muhammad Saw baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum
Muslimin Makkah berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau
terancam akan dibunuh, namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang
lebih lemah.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik Yahudi.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik Yahudi.
- Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari
pada mempersulit orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul. Begitu
pun dengan Muhammad saw. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang
termudah dalam beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur,
makan dan shalat sampai bengkak kakinya.
Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk
mengeluarkan zakat hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta
mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan
tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel
di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau
sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di
atas pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari
itu ada sepotong roti kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika
istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Muhammad Saw mengambil
batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.
- Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi.
Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh
teladan bagi kita. Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu
lebih utama daripada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini. Karena
pandangannya yang selalu melihat akhirat sebagai tujuan, maka tidak ada
yang sanggup menggoyahkan keyakinannya untuk menegakkan kebenaran.
“Seandainya kalian letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di
tangan kiriku, maka aku tidak akan berhenti dalam menyampaikan risalah
ini.” Demikian Muhammad Saw berkata kepada para pemimpin Quraisy yang
mencoba menyuap Muhammad Saw dengan harta benda, menjanjikan kedudukan
tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan juga menyediakan wanita-wanita
cantik asalkan Muhammad Saw mau menghentikan dakwahnya di kalangan
mereka. Pemimpin yang abadi cara berpikir dan pengaruhnya akan terus
berjalan sampai akhir zaman.
- B. Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab
Ketika para khalifah Rasyidin berkuasa sejak tahun 632 sampai 661 M
semua warganya yang terdiri dari berbagai etnis dan agamanya
diperlakukan sederajat sesuai dengan apa yang sudah diatur kitab suci,
al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW. Dalam keberagaman tersebut, mereka
tetap saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya seperti
sudah disepakati bersama dalam Piagam Madinah. Semua ini tidak terlepas
dari peran seorang pemimpin yang cerdas dan bijaksana, termasuk Kalifah
Umar bin Kattab.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Hakam dari Abu Shaleh al Ghifari,
katanya “Pernah Amru bin Ash menulis surat kepada Umar bin Khattab
yang berada dipusat pemerintahan daulah islamiyah di Medinah yang
isinya: “Telah kami bangunkan sebuah rumah tersendiri disekitar masjid
Al Jami’ di Mesir”. Maka Khalifah Umar bin Khattab segera membalas surat
Gubernur Mesir ,Amru bin Ash tersebut dengan suaratnya: “Aku adalah
seorang lelaki dari Hijaz, mana mungkin aku harus memilih rumah di
Mesir, karena itu hendaknya engkau jadikan rumah tersebut sebagai pasar
umum bagi umat secara keseluruhan”.
Dalam sejarah disebutkan bahwa, meskipun Umar bin Khattab sebagai
kepala negara yang wilayahnya sudah meliputi seluruh Semenanjung Arabia,
Mesir, Iraq, Suriah dan sebagainya, namun Umar bin Khattab hidupnya
sangat sederhana . Bahkan sebagai kepala negara, beliau hanya tinggal di
Mesjid Nabawi bukan di istana, karena para khalifah Rasyidin tersebut
tidak memiliki istana sebagaimana dicontohkan oleh pendahulunya, Nabi
Muhammad SAW. Walaupun demikian, Umar bin Khattab setiap mengangkat
para pejabatnya ke berbagai daerah senantiasa dipantau dengan amat
ketat. Sedangkan beliau sendiri sebagai khalifah seringkali melakukan
inspeksi mendadak secara rahasia ke berbagai daerah kekuasaannya, untuk
mengamati berbagai karakteristik para pejabat sebagai bawahannya.
Sebagai khalifah Rasyidin yang sudah merupakan suatu tradisi bahwa
mereka selalu menerima gaji kemudian mengembalikannya ke baital mal.
hal itupun selalu dilakukan oleh Umar bin Khatab.
Dalam konteks membersihkan jajaran birokrasinya dari berbagai
kejahatan terutama korupsi, khalifah Umar bin khatab secara rahasia
dan menyamar untuk mengintip kehidupan para gubernur dan pejabat
lainnya. Dalam sejarah pernah diceriterakan oleh Ibnul Mubaraq dan Ibnu
Rahaweh dan Musaddad dari Itaab bin Rifaa’, bahwa “Ketika Umar
Ibnu Khattab mendengar berita bahwa Gubernur Kufah (Iraq), Sa’ad bin
Waqash membangun sebuah istana yang berpintu tebal dan Sa’ad pun
sebelumnya pernah berkata;”Pintu ini akan memutuskan orang orang yang
membutuhkan sesuatu”.Umar bin Khattab segera mengutus Muhammad bin
Maslamah dan ia berpesan kepada Muhammad bin Maslamah :”Pergilah
ketempat Sa’ad dan bakarlah pintu rumahnya”.Dan setibanya dikota
Kuffah,maka segera Muhammad bin Maslamah membakar pintu rumah Gubernur
Kuffah tersebut.Ketika Sa’ad bin Waqash mengetahui pintu rumah mewahnya
dibakar,ia segera menghadap utusan Umar bin Khattab,Muhammad bin
Maslamah.Lalu Sa’ad bin Waqash minta pertanggung jawabannya kepada
Muhamad bin Maslamah,yang dijawab oleh utusan Umar bin khattab itu bahwa
:”Sesungguhnya Umar Bin Khattab telah mendengar ucapanmu yang
mengatakan :Bahwa sekarang telah terputus orang yang akan membutuhkan
sesuatu ,namun Sa’ad bersumpah bahwa tidak pernah mengucapkan kata kata
seperti itu.Kemudian Muhammad bin Maslamah berkata kepada Sa’ad bin
Waqash bahwa:”Kami telah laksanakan apa yang telah diperintahkan oleh
Amirul Mukminin.Kemudian Sa’ad bin Waqash datang dengan membawa bekal
untuk diberikan kepada Muhammad bin Maslamah ,tetapi hadiah tersebut
ditolaknya dan segera kembali ke Madinah.Dan ketika khalifah Umar bin
Khattab melihat datangnya Muhammad bin Maslamah secepat itu maka Umar
berkata:”Sesungguhnya jika kami tidak berprasangka baik kepadamu
tentunya kami tidak percaya bahwa kamu melaksanakan tugas yang aku
berikan,alangkah cepat perjalananmu “.Muhammad bin Maslamah
menjawab:”Apa yang kamu tugaskan kepadaku telah aku jalankan dan ia
minta ma’af serta bersumpah degan nama Allah,bahwa ia tidak pernah
mengucapkan ucapan seperti itu”.Kata Umar”Apakah dia menitipkan sesuatu
padamu ?”.Jawab Muhammad bin Maslamah: “Aku tidak ingin menerima
titipan sesuatu daripadanya,sebab aku lihat walaupun negeri Iraq
tanahnya subur akan tetapi aku lihat penduduknya banyak yang mati
karena kelaparan ,sebab itu aku takut jika ia menitipkan sesuatu
untukmu sedangkan kamu yang mengenyam nikmatnya dan aku yang menanggung
semua resikonya ,bukankah telah engkau dengar Rasulullah SAW
bersabda:”Tidak boleh seorang mukminin kenyang sedang tetangganya
kelaparan”.
Dalam serangkaian inspeksi rahasia dan mendadak lainnya ke negeri
Syam(kini Suriah) disebutkan bahwa:Abu Darda minta izin kepada Umar
bin Khattab untuk pergi ke Suriah,kata Umar:”Aku tidak akan mengizinkan
engkau kecuali jika engkau mau menjadi staff pemerintahanku disana”.Abu
Darda menjawab:”Aku tidak mau menjadi staff pemerintahanmu
disana”.Jawab Umar:”Kalau begitu aku tidak akan mengizinkan kamu pergi
kesana”.Kemudian Abu Darda berkata:”Izinkan aku kesana untuk aku ajarkan
kepada manusia Sunnah Nabi mereka ,dan aku akan shalat bersama
mereka”.Mendengar kata Abu Darda seperti itu,maka segera Khalifah Umar
bin Khattab memberi izin kepadanya.Dan Umar bin Khattab pergi juga ke
Suriah menyusul Abu Darda ,dan ia tidak segera memasuki negeri
tersebut.Baru menjelang magrib Umar secara rahasia memasuki negeri
Syam(Suriah)bersama seorang pelayannya,Yarfa yang secara bergiliran
menunggang unta .Kadangkala Umar bin khttab yang menuntun unta,dan
pelayannya yang menunggangi unta,serta begitulah sebaliknya secaa
bergiliran diatur oleh beliau sendiri sebagai Amirul Mukminin.
Umar bin Khattab berkata kepada pelayannya,Yarfa ,mari kita pergi
kekediaman Yazid bin Abu Sofyan,lihatlah disana pasti kamu dapatkan
sekelompok orang yang bergadang dimalam hari dengan penerangan lampu
dan berbaring diatas hamparan kain sutra dari harta fa’i kaum
muslimin,maka berikan salam kepadanya dan kalau ia telah jawab salammu
maka mintalah izin untuk masuk,tentu ia tidak akan memberi izin masuk
sebelum mereka menanyaimu:”Siapakah kamu ?”.Maka kami segera menuju
rumah Yazid Bin Abi Sofyan dan Umar bin Khattab berkata
“Assalamualaikum”.Setelah dijawab maka Umar bertanya:”Bolehkah aku
masuk?”.Tanya Yazid “Siapakah engkau ?”Kata Yarfa :”Ini adalah orang
yang akan menyusahkan kamu,ia adalah Amirul Mukminin”.Ketika pintu
dibuka,maka apa yangdikatakan oleh Umar ternyata menjadi
kenyataan,kemudian Umar segera menuju Yazid dan memukulnya dengan
cemeti dan ia segera mengumpulkan harta yang dirumah Yazid ditengah
rumah,lalu ia berkata kepada orang orang yang berada dirumah
Yazid:”Jangan kalian keluar dari tempat ini sebelum aku datang kepada
kalian”.KemudianUmar bersama pelayannya,Yarfa segera meninggalkan
kediaman Yazid dan kemudian bergegas menuju kediaman Amru bin Ash
.Kata Umar:”Lihatlah di rumah Amru bin Ash ,pasti kamu dapatkan banyak
orang bergadang malam ditempat itu”.Jika telah dijawab salammu ,maka ia
tidak akan mempersilakan kamu masuk kerumahnya sebelum ia mengetahui
siapakah kamu?”.Setelah ditanya siapakah kamu yang mengetuk pintu
,Yarfa berkata:”Yang mengetuk pintu adalah Amirul Mukminin ,dan ketika
pintu dibuka apa yang dikatakan Umar sebelumnya memang benar.Kemudian
Umar segera mencambuk Amru dengan cemeti ,serta segera mengumpulkan
harta benda yang ada dirumah amru bin Ash,lalu diletakkannya ditengah
rumah.Kemudian Umar berkata kepada orang orang yang ada dirumah
Amru:”Jangan ada yang keluar dari tempat ini,kecuali sampai aku datang
kembali kepada kalian”.Selanjutnya Umar mengajak Yarfa segera
meninggalkan rumah Amru dan segera menuju rumah berkutnya,yakni rumah
Abu Musa al Asy’ary,dan ketika ia melihat dirumah itu serupa dengan
apa yang dilihat dirumah Amru dan Yazid sebelumnya,maka Umar bin
khattab berkata:”Mengapa kamu lakukan sebagaimana mereka lakukan ?”Abu
Musa menjawab:” Aku lakukan seperti apa yang dilakukan oleh kawan
kawanku ,dikarena mereka katakan:”Tidak pantas bagi kami kecuali apa
yang telah kami lakukan ,seperti apa yang kamu lihat”.Maka Umar segera
mengumpulkan harta harta dirumah Abu Musa al Asy’ary dan
meletakkannya ditengah rumah,lalu Umar berkata kepada semua orang yang
ada di tempat itu:”Jangan ada yang keluar ,sampai aku kembali ketempat
kalian.Kemudian bergegas keluar bersama Yarfa pergi menuju rumah yang
lain.Umar berkata :”Yarfa ,mari kita pergi kerumah saudaraku ,disana
kamu pasti tidak melihat orang orang yang bergadang ditempat itu,dan
tidak kamu dapatkan rumahnya berlampu,serta tidak pula ia menutup
pintunya,pasti kamu dapatkan ia berbaring ditikar yang lusuh dan
melindungi dia dari dingin malam.Dan jika kamu minta izin,ia akan segera
mengizinkan kamu masuk sebelum mennanya lebih dulu siapa yang datang
kerumahnya.Ketika kami datang dan minta izin masuk,ia segera
mempersilakan masuk.Dan Khalifah Umar bin Khattab segera mendorong pintu
,ternyata pintu memang tidak terkunci ,dan ketika masuk kami dapatkan
rumah tersebut gelap gulita tanpa lampu penerangan.Dan tidak ada
seorangpun yang bergadang dirumah itu,dan ketika Umar memeriksa rumah
tersebut ia dapatkan hanya sebuah tikar yang lusuh dan bantal yang
rapuh ,sedangkan pakaianyang dipakaipun amat compang camping.Kata Abu
Darda:”Siapa yang datang kemari ?”Jawab Umar:”Aku adalah Amirul Mukminin
.Kata Abu Darda :”Sungguh lebih setahun kami nanti natikan
kedatanganmu “.Kata Umar:”Bukankah sudah aku cukupi segala kebutuhnmu
?”Jawab Abu Darda:”Benar,kamu telah mencukupi aku dengan baik,tapi
tidakkah kamu pernah dengar Rasulullah SAW bersabda”:Tanya Umar bin
Khattab :”Bagaimana bunyi sabda Nabi SAW itu ?.Abu Darda
menjawab:”Rasulullah SAW telah bersabda: “Hendaknya hidup seseorang
dari kamu ini hanyalah sekedar untuk perbekalan dalam perjalanan
saja,tidak bermewah mewah”.Kata Umar binKhattab:”Ya,memang aku telah
mendengarnya “.Kemudian keduanya saling menagis sampai tiba waktu pagi.
Demikian sedikit gambaran tentang sosok sosok agung yang pernah
dimiliki umat manusia ,dimana mereka meskipun sebagai negara yang hidup
dengan sangat sederhana sebagaimana ditunjukkan oleh Abu Darda dan
Khalifah Umar bin Khattab sendiri.Dalam menegaggakkan hukum beliau
sangat tegas,meskipun kepada dirinya sendiri,keluarganya,serupa halnya
dengan diberlakukannya kepada warga lainnya secara adil juga.Oleh sebab
itu dalam birokrasi seperti itu akan tercipta suatu pemerintahan
yang bersih,karena memang pemimpinnya bersih dalam berbagai aspek sosial
kehidupannya.Dan untuk mengetahui berbagai perilaku pejabatnya,Umar bin
Khatab senantiasa melakukan inspeksi rahasia dan mendadak yang tidak
diberitahukan sebelumnya kepada siapapun, sehingga inspeksinya benar
benar mendadak.Sekarang jikapun ada inspeksi mendadak yang dilakukan
oleh pemerintah,pasti sangat mudah diketahui oleh orang lain karena
inspektornya tidak menyamar secara rahasia bahkan selalu diberikan
lebih dahulu sebelum inspeksi dialakukan.Karenanya inspeksi tersebut
tidak ada gunanya sama sekali,karena mudah dilacak oleh anak anak
sekalipun apalagi oleh Gajus dan kroni kroninya ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar