BAB I
KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN MASJID
Kapemimpinan adalah terjemahan dari leadership. Kata leadership dari
kata “T. Lead” yang artinya memimpin. Untuk kata pemimpin atau memimpin
istilah: Imam, wali, atau auliya, ra’in. Kepemiminan melukiskan tanggung
jawab yang harus diemban bagi setiap pemimpin. Dalam mengemban amanat
kepemimpinan tersebut, pemimpin memiliki tipe atau gayanya sendiri.
- Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi, artinya sangat memaksakan, sangat mendesakkan kekuasaanya kepada bawahan.
- Gaya kepemimpinan laissez faire, yakni sikap membebaskan bawahan.
- Gaya kepemimpinan situasional, yakni suatu sikap yang lebih melihat situasi, kapan harus bersikap memeksa, kapan harus moderat, dan kapan situasi apa pula pemimpin harus memberikan keleluasaan.
- Gaya kepemimpinan demokratis, artinya bersikap tengah antara memaksakan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan.
- A. Ciri-ciri Kepemimpinan bertipe Otoriter
- Tanpa Musyawarah
- Tidak mau menerima saran dari bawahan
- Mementingkan diri sendiri dan kelompok
- Selalu memerintah
- Memberikan Tugas mendadak
- Cenderung menyukai bawahan yang ABS ( asal bapak senang)
- Sikap keras terhadapa bawahan
- Setiap keputusannya tidak dapat dibantah
- Kekuasaan mutlak ditangan pemimpin
11. Kurang memiliki rasa kekeluargaan
12. Sering marah-marah
13. Senang sanjungan
- B. Ciri-ciri kepemimpinan bertipe Laissez-Faire:
- Pemimpin bersikap pasif
- Semua tugas diberikan kebawahan
- Tidak tegas
- Kurang memperhatikan kekurangan dann kelebihan bawahan
- Percaya kepada bawahan
- Pelaksanaan pekaerjaan tidak terkendali
- Kurang berwibawa
- Menghargai pendapat bawahan (orang lain)
- Kurang punya rasa tanggung jawab
11. Kurang bermusnyawarah
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya.
Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki
keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak
buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan
suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme.
Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
- C. Ciri-ciri kepemimpinan bersikap situasional
- Supel atau luwes
- Berwawasan luas
- Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
- Mampu menggerakkan bawahan
- Bersikap keras pada saat-saat tertentu
- Terbuka
- Bertanggung jawab
- Bersikap tegas
- Mau menerima kritik dan saran dari bawahan
- D. Ciri-Ciri kepemimpinan Demokratis
- Tenggang rasa
- Terbuka
- Tidak sombong
- Adil dan bijaksana
- Pemaaf pada bawahan
- Menciptakan suasana kekeluargaan
- Kurang mementingkan diri sendiri
- Tidak mudah putus asa
- Selalu mementingkan hal-hal yang penting
- Tidak bersikap menggurui
- Komunikatif dengan bawahan
- Menghargai pendapat bawahan
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada
rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang
baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya
akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian
para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi
yang tepat.
BAB II
KESIMPULAN
Berdasarkan tipe-tipe diatas, pemimpim masjid yang paling cocok
adalah orang yang bertipe kepemimpinan situasioal. Figur dengan tipe itu
akan mudah diterima masnyarakat dan oleh jamaahnya yang pada
kenyataannya sangat berragam. Jamaah memerlukan pemimpin yang ngemong
dan tidak kaku, yang afdol diajak berbicara oleh lapisan social yang
manapun.Tetapi
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini bukan suatu
hal yang mutlak untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya
kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau
keadaan tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun
pada umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh
karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga, organisasi/perusahan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya gaya
kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.
DAFTAR PUSTAKA
- Drs. Mohammad E, Ayub. Dkk. Manajemen Masjid. Gema Insani, :2007
- http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar